Minggu, 09 Maret 2014

Heroic of Paralympic

Olahraga itu menginspirasi. Banyak cerita perjuangan hebat yang ada di ranah olahraga yang akhirnya kemudian membangkitkan gairah seseorang dalam kehidupan nyata mereka bagai manusia. Karena itulah, ketika awal pekan ini mendengar keberhasilan Indonesia menjadi juara umum ASEAN Paragames 2014 yang berlangsung di Myanmar, saya pun langsung larut dalam perasaan sukacita yang mendalam.
Memang, untuk tahun ini saya tak memiliki kesempatan untuk melihat langsung sepak terjang para atlet difabel dalam upayanya mengharumkan Indonesia di kancah olahraga Asia Tenggara. Namun di penghujung tahun 2011 lalu, saya berkesempatan meliput aksi mereka di Solo, Jawa Tengah. Boleh dikatakan, liputan ASEAN Paragames 2011 itu adalah liputan paling berkesan selama saya menjalani  profesi ini.
Gambar
Dalam keseharian, terus terang saja masih banyak yang menganggap orang-orang difabel sebagai sosok yang lemah, tak berdaya, dan tak sanggup melakukan hal-hal yang hebat. Namun anggapan itu akan menemui benturan jika orang-orang tersebut melihat dengan mata kepala mereka sendiri bagaimana para atlet difabel ini berjuang dan berkompetisi di lapangan, berkeringat dan berpeluh untuk mencapai sebuah kemenangan.
Gambar
Mereka mampu berenang meski mungkin tangan mereka tak berbentuk seperti tangan manusia pada umumnya. Mereka mampu berlari meski tanpa melihat. Mereka mampu menembakkan busur panah dengan akurat meski kaki mereka tak solid. Dan masih banyak contoh-contoh lainnya yang bisa dilihat dari olahraga paragames ini.
Menilik cerita di balik kehebatan para atlet, maka yang akan muncul adalah rasa kagum dan salut. Para atlet difabel ini boleh dibilang terbagi dari dua kategori, difabel sejak lahir ataupun difabel karena sebuah kecelakaan dan sebagainya.  Namun satu persamaannya, mereka telah melewati perjuangan yang luar biasa sampai akhirnya mampu tersenyum ataupun menangis haru di atas podium kemenangan. Nilai-nilai inilah yang menarik untuk dicermati dan diresapi oleh para penonton yang melihat aksi mereka.
Gambar
Para kaum difabel itu sedianya tak butuh dikasihani. Mereka tidak akan hidup jika di dalam lingkungan sekitar mereka, mereka dianggap sebagai orang yang tak berdaya. Mereka butuh kompetisi. Mereka butuh kesempatan yang sama untuk aktualisasi diri. Karena sejatinya seperti manusia lain yang ada di muka bumi, mereka butuh alasan dan tujuan untuk hidup. Dan mereka pun punya hak yang sama untuk mencoba mengharumkan nama bangsa di mata dunia.
Gambar
Karena itulah, dengan momentum keberhasilan Indonesia menjadi juara umum ASEAN Paragames 2014, memperbaiki catatan di ASEAN Paragames 2011 dimana Indonesia menjadi runner up, diharapkan perkembangan olahraga paralimpik di Indonesia bisa meningkat drastis. Selama ini (yang saya tahu), perkembangan olahraga paralimpik di Indonesia masih terpusat di Solo. Semoga nantinya perkembangan olahraga difabel bisa menyebar menyeluruh ke pelosok Indonesia, baik itu perihal pusat latihan maupun  kompetisi.
Gambar
Dengan demikian, maka makin banyak kesempatan untuk publik melihat kehebatan atlet-atlet difabel dalam berkompetisi. Akan makin banyak kesempatan untuk melihat bahwa kemenangan memang hadir bagi siapa saja yang berusaha.  Karena lewat olahraga, para atlet difabel ini bisa memotivasi Indonesia, bukan hanya untuk golongan difabel semata, melainkan juga untuk rakyat Indonesia secara keseluruhan. Bahwa hidup adalah perjuangan dan hambatan adalah tantangan.
Gambar
Gambar
-Putra Permata Tegar Idaman-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar