Minggu, 09 Maret 2014

Gugur Satu, Tumbuh atau Tunggu Seribu ?

Gugur Satu Tumbuh Seribu. Peribahasa Indonesia lawas yang bernuansa positif. Artinya segala sesuatu yang telah hilang akan ada penggantinya. Namun jelas, tidak semuanya bakal berjalan sebagaimana yang direncanakan dan diharapkan.
Contoh sederhananya peribahasa Gugur Satu Tumbuh Seribu yang belum terwujud adalah munculnya sosok pengganti dari Susi Susanti, pebulu tangkis tunggal putri terbaik di Indonesia yang pernah ada sejak dirinya memutuskan gantung raket. Sudah lebih dari satu dekade Indonesia menantikan munculnya pengganti Susi, namun hingga Susi berusia 43 tahun hari ini, 11 Februari, sosok yang dinanti belum juga ada. Jangankan seribu seperti halnya peribahasa, satu pun Indonesia belum punya.
Gambar
copyright : BBC
Susi memang istimewa. Semua aksi yang pernah dilakukannya di lapangan masih terbayang jelas di benak bangsa Indonesia, mulai dari mereka yang sudah dewasa hingga anak-anak yang belum paham sepenuhnya tentang permainan bulu tangkis ketika Susi sedang berjaya. Mulai dari gaya servis, foot work, hingga aksi split untuk menjangkau shuttlecock pun tak pernah bisa lepas seluruhnya dari ingatan di dalam kepala.
Gambar
copyright : The Star
Susi memang istimewa. Mental bertandingnya begitu luar biasa. Membaca ulasan-ulasan dan tulisan yang ada, Susi memang tak akan mau menyerah jika pertandingan belum benar-benar berakhir meski dirinya sudah tertinggal dengan skor yang sangat jauh. Selain medali emas Asian Games, seluruh gelar bergengsi di turnamen bulu tangkis sudah semuanya dimiliki oleh Susi. Susi pun bisa tersenyum karena untuk urusan nomor beregu pun, tangannya pernah mengangkat Piala Sudirman dan Piala Uber.
Dan tak perlu diperdebatkan lagi, sosok Susi lah yang kemudian mendorong banyak putri-putri di Indonesia untuk menggemari permainan bulu tangkis. Semuanya ingin menjadi seperti Susi. Semua ingin nantinya bisa berada di posisi Susi, di podium tertinggi untuk mengharumkan nama Indonesia.
Boleh dibilang, para pebulu tangkis Indonesia yang mulai berkarir di era 2000-an, setelah Susi pensiun di penghujung dekade 1990-an,  pun banyak yang menganggap Susi sebagai idola dan panutan mereka dalam berkarir bulu tangkis. Namun hingga kini, 20 tahun setelah Susi memimpin Tim Indonesia menjuarai Piala Uber untuk yang kedua kalinya pada 1994, belum ada pemain yang benar-benar sukses mengisi kekosongan yang ditinggalkan oleh Susi sebagai andalan Indonesia di nomor tunggal putri.
Susi sendiri pun mungkin sudah bosan setiap mendengar pertanyaan tentang kondisi tunggal putri Indonesia saat ini dan terus dibanding-bandingkan dengan kehebatan dirinya di masa lalu. Jawaban Susi pastinya akan tetap sama,.
Seperti masyarakat Indonesia lainnya, dirinya juga terus menantikan pebulu tangkis tunggal putri Indonesia yang mampu menjelma menjadi pemain papan atas dunia dan untuk kemudian mendominasi permainan dunia.
Seperti masyarakat Indonesia lainnya, Susi pun harus terus bersabar dan mengelus dada ketika putri-putri Cina telah sukses mengembalikan dominasi mereka di persaingan bulu tangkis tunggal putri dunia seperti halnya tahun 1980-an ketika dirinya masih pemula. Seperti masyarakat Indonesia lainnya, Susi pun mungkin iri dengan keberhasilan Thailand dan India untuk maju beberapa langkah dibandingkan Indonesia saat ini untuk urusan tunggal putri.
Gambar
Selamat ulang tahun Susi Susanti. Semoga peribahasa Gugur Satu Tumbuh Seribu untuk dirimu dan tunggal putri Indonesia segera terwujud, dan bukannya Gugur Satu Tunggu Seribu (Atlet) seperti yang sedang terjadi saat ini.
-Putra Permata Tegar Idaman-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar