Hal yang paling berharga di dunia ini
adalah waktu karena begitu kita sudah memberikannya, maka kita tidak akan bisa
memintanya kembali. Karena itu, penghargaan terbesar dari seseorang kepada kita
pun adalah ketika seseorang memberikan waktunya untuk kita sebagai hal yang
utama.
Dan itulah yang sudah dilakukan oleh
Taufik Hidayat untuk bangsa Indonesia. Sejak masuk ke pelatnas Cipayung pada
tahun 1996, itu berarti Taufik sudah memberikan waktunya selama 17 tahun bagi
bangsa Indonesia untuk berkiprah di dunia bulu tangkis. Bukan hanya
sekedar kuantitas, tapi waktu yang diberikan Taufik bagi bulu tangkis dan
bangsa ini adalah waktu yang benar-benar berkualitas. Torehan gelar demi gelar
juara telah berkali-kali dia ukir, mulai dari ajang individu, beregu, hingga
multi event. Bahkan Taufik sendiri sukses melengkapi medali emasnya di tiga
tingkatan ajang multi event, mulai dari SEA Games (2x emas), Asian Games (2x
emas), hingga Olimpiade.
Karena berbagai torehan prestasi itu,
maka Taufik pun menjadi atlet papan atas di Indonesia. Salah satu tanda bahwa
Taufik benar-benar terkenal di mata publik adalah ketika seseorang yang tak
mengikuti perkembangan bulu tangkis, namun ia tahu siapa itu Taufik. Setiap
nama Taufik Hidayat muncul ke permukaan, maka akan langsung diasosiasikan pada
nama Taufik sang pebulu tangkis meski mungkin masih banyak pengguna nama
tersebut di Tanah Air ini.
Pun dengan refleks dan kelenturan pergelangan tangannya yang
dulu begitu cepat sehingga mampu melakukan pukulan-pukulan luar biasa.
"Pukulan setan" kata sebagian pengamat. Di situs youtube hingga kini
masih ada rekaman bagaimana Taufik di masa jayanya, bisa membuat pukulan
backhand-nya secepat dan sekeras pukulan forehand.
Namun, sehebat apapun, Taufik tetap tak
akan mampu melawan usia. Gerakannya yang dulu lincah didukung footwork yang
luar biasa di atas lapangan kini mulai melamban. Staminanya yang prima pun
mulai digerogoti oleh umurnya yang semakin tua. Tubuhnya pun tak seprima dulu
kala begitupun dengan gerakan pergelangan tangannya yang selama ini
menunjangnya untuk melakukan pukulan-pukulan luar biasa.
Alhasil, Taufik pun merencanakan
pensiun sejak setahun lalu. Turnamen Indonesia Terbuka, turnamen yang sudah
enam kali dimenanginya, dipilih sebagai turnamen pamungkas perjalanan karirnya
sebagai seorang atlet.
Dalam acara perpisahannya dengan publik
Indonesia di Istora, Minggu, 16 Juni, Taufik mampu membendung air mata yang
akan keluar dari bola matanya meski itu mungkin air mata perpaduan perasaannya.
Air mata kesedihan karena akan meninggalkan profesinya sebagai atlet bulu
tangkis yang begitu ia cintai, dan air mata bahagia karena fakta yang ada
menunjukkan bahwa Taufik begitu dikagumi oleh publik Indonesia. Riuh tepuk
tangan di sela-sela ratusan wajah yang termenung mendengarkan kata-kata
perpisahan dari Taufik membuat atmosfer Istora saat itu terasa mengharukan.
Rasanya tak seorang pun ingin berdebat
tentang apakah Taufik begitu digemari dan dicintai sebagai seorang pebulu
tangkis. Karena memang fakta yang ada demikian. Mulai dari penggemar, rekan
setim (sepelatnas), hingga lawan semua menaruh respek kepada pria berusia 31
tahun ini. Semua benar-benar merasa kehilangan dengan keputusan Taufik untuk
gantung raket meskipun keputusan ini bukanlah keputusan mendadak lantaran sudah
sejak jauh-jauh hari.
Sejatinya Taufik sendiri tidak akan
benar-benar menghilang dari dunia bulu tangkis. Taufik pensiun sebagai atlet
adalah fakta dan kebenaran, namun Taufik tidak akan meninggalkan dunia bulu
tangkis, dan itu pun sebuah jaminan yang datangnya dari mulut Taufik sendiri.
Sejak tahun 2010, Taufik sudah mulai
melakukan pembangunan Taufik Hidayat Arena (THA) yang kini bangunannya telah
berdiri kokoh di timur Jakarta, tepatnya di daerah Ciracas. Dalam gedung inilah
nantinya Taufik akan ikut membina para bibit-bibit muda meskipun bukan sebagai
pelatih karena sejauh ini dia belum berminat untuk duduk di posisi itu.
Namun setidaknya hal ini cukup melegakan bagi yang mencintai
Taufik. Juara dunia 2005 itu tak akan pernah benar-benar menghilang dari dunia
bulu tangkis. Taufik dan bulu tangkis adalah relasi yang abadi, relasi selama
hayat dikandung badan.
Salah satu alasan Taufik bisa mengukir
prestasi-prestasi besar sepanjang karirya adalah motivasinya untuk berprestasi
yang terbilang tinggi. Nah, hal inilah yang mungkin akan mendorong Taufik
melakukan hal-hal besar selepas ia tak lagi menjadi atlet. Taufik selalu
berkata bahwa perhatian pemerintah terhadap atlet sangat minim dan bukan tidak
mungkin hal itu akan sangat menarik untuk diperjuangkan oleh Taufik nantinya
dengan masuk struktur organisasi PBSI, Pemerintah, atau cara lainnya.
Taufik memang pergi dari lapangan
bulu tangkis, namun Taufik tak akan pernah pergi dari dunia bulu tangkis. Waktu
Taufik masih akan ada untuk bulu tangkis dan publik Indonesia pun tetap siap
dan antusias menanti torehan besar Taufik di luar lapangan setelah ini.
-Putra Permata Tegar Idaman-
-Putra Permata Tegar Idaman-