Rabu, 19 Juni 2013

Taufik Hidayat yang Tak Benar-benar Menghilang





Hal yang paling berharga di dunia ini adalah waktu karena begitu kita sudah memberikannya, maka kita tidak akan bisa memintanya kembali. Karena itu, penghargaan terbesar dari seseorang kepada kita pun adalah ketika seseorang memberikan waktunya untuk kita sebagai hal yang utama. 

Dan itulah yang sudah dilakukan oleh Taufik Hidayat untuk bangsa Indonesia. Sejak masuk ke pelatnas Cipayung pada tahun 1996, itu berarti Taufik sudah memberikan waktunya selama 17 tahun bagi bangsa Indonesia untuk berkiprah di dunia bulu tangkis.  Bukan hanya sekedar kuantitas, tapi waktu yang diberikan Taufik bagi bulu tangkis dan bangsa ini adalah waktu yang benar-benar berkualitas. Torehan gelar demi gelar juara telah berkali-kali dia ukir, mulai dari ajang individu, beregu, hingga multi event. Bahkan Taufik sendiri sukses melengkapi medali emasnya di tiga tingkatan ajang multi event, mulai dari SEA Games (2x emas), Asian Games (2x emas), hingga Olimpiade.

Karena berbagai torehan prestasi itu, maka Taufik pun menjadi atlet papan atas di Indonesia. Salah satu tanda bahwa Taufik benar-benar terkenal di mata publik adalah ketika seseorang yang tak mengikuti perkembangan bulu tangkis, namun ia tahu siapa itu Taufik. Setiap nama Taufik Hidayat muncul ke permukaan, maka akan langsung diasosiasikan pada nama Taufik sang pebulu tangkis meski mungkin masih banyak pengguna nama tersebut di Tanah Air ini.

Pun dengan refleks dan kelenturan pergelangan tangannya yang dulu begitu cepat sehingga mampu melakukan pukulan-pukulan luar biasa. "Pukulan setan" kata sebagian pengamat. Di situs youtube hingga kini masih ada rekaman bagaimana Taufik di masa jayanya, bisa membuat pukulan backhand-nya secepat dan sekeras pukulan forehand. 

Namun, sehebat apapun, Taufik tetap tak akan mampu melawan usia. Gerakannya yang dulu lincah didukung footwork yang luar biasa di atas lapangan kini mulai melamban. Staminanya yang prima pun mulai digerogoti oleh umurnya yang semakin tua. Tubuhnya pun tak seprima dulu kala begitupun dengan gerakan pergelangan tangannya yang selama ini menunjangnya untuk melakukan pukulan-pukulan luar biasa.

Alhasil, Taufik pun merencanakan pensiun sejak setahun lalu. Turnamen Indonesia Terbuka, turnamen yang sudah enam kali dimenanginya, dipilih sebagai turnamen pamungkas perjalanan karirnya sebagai seorang atlet.

Dalam acara perpisahannya dengan publik Indonesia di Istora, Minggu, 16 Juni, Taufik mampu membendung air mata yang akan keluar dari bola matanya meski itu mungkin air mata perpaduan perasaannya. Air mata kesedihan karena akan meninggalkan profesinya sebagai atlet bulu tangkis yang begitu ia cintai, dan air mata bahagia karena fakta yang ada menunjukkan bahwa Taufik begitu dikagumi oleh publik Indonesia. Riuh tepuk tangan di sela-sela ratusan wajah yang termenung mendengarkan kata-kata perpisahan dari Taufik membuat atmosfer Istora saat itu terasa mengharukan.

Rasanya tak seorang pun ingin berdebat tentang apakah Taufik begitu digemari dan dicintai sebagai seorang pebulu tangkis. Karena memang fakta yang ada demikian. Mulai dari penggemar, rekan setim (sepelatnas), hingga lawan semua menaruh respek kepada pria berusia 31 tahun ini. Semua benar-benar merasa kehilangan dengan keputusan Taufik untuk gantung raket meskipun keputusan ini bukanlah keputusan mendadak lantaran sudah sejak jauh-jauh hari.

Sejatinya Taufik sendiri tidak akan benar-benar menghilang dari dunia bulu tangkis. Taufik pensiun sebagai atlet adalah fakta dan kebenaran, namun Taufik tidak akan meninggalkan dunia bulu tangkis, dan itu pun sebuah jaminan yang datangnya dari mulut Taufik sendiri.

Sejak tahun 2010, Taufik sudah mulai melakukan pembangunan Taufik Hidayat Arena (THA) yang kini bangunannya telah berdiri kokoh di timur Jakarta, tepatnya di daerah Ciracas. Dalam gedung inilah nantinya Taufik akan ikut membina para bibit-bibit muda meskipun bukan sebagai pelatih karena sejauh ini dia belum berminat untuk duduk di posisi itu.

Namun setidaknya hal ini cukup melegakan bagi yang mencintai Taufik. Juara dunia 2005 itu tak akan pernah benar-benar menghilang dari dunia bulu tangkis. Taufik dan bulu tangkis adalah relasi yang abadi, relasi selama hayat dikandung badan.

Salah satu alasan Taufik bisa mengukir prestasi-prestasi besar sepanjang karirya adalah motivasinya untuk berprestasi yang terbilang tinggi. Nah, hal inilah yang mungkin akan mendorong Taufik melakukan hal-hal besar selepas ia tak lagi menjadi atlet. Taufik selalu berkata bahwa perhatian pemerintah terhadap atlet sangat minim dan bukan tidak mungkin hal itu akan sangat menarik untuk diperjuangkan oleh Taufik nantinya dengan masuk struktur organisasi PBSI, Pemerintah, atau cara lainnya. 

 Taufik memang pergi dari lapangan bulu tangkis, namun Taufik tak akan pernah pergi dari dunia bulu tangkis. Waktu Taufik masih akan ada untuk bulu tangkis dan publik Indonesia pun tetap siap dan antusias menanti torehan besar Taufik di luar lapangan setelah ini.

-Putra Permata Tegar Idaman-